Foto : Ilustrasi sumber google.
Kampar, (Redaksiriau.com) - Sudah lima bulan lamanya para Tenaga pengajar honorer dan Tenaga Kependidikan di tingkat SMA se- Provinsi Riau mesti harus bersabar dan putar otak untuk memenuhi kehidupan sehari - hari. Di saat tugas mencerdaskan anak bangsa yang menjadi tanggung jawab para pendidik juga mesti berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari yang rela harus "makan kapur".
Keterlambatan pembayaran Hak para honorer tersebut dikarenakan ketidakjelasan pencairan dana Bosda kesekolah.
Seperti yang diungkapkan oleh Tenaga Pendidik yang berstatus honorer di Salah satu sekolah di SMA di Kabupaten Kampar yang enggan dibeberkan namanya. Menurutnya belum menerima gaji sudah lima bulan terhitung sejak Juli sampai November 2018.
" sudah lima bulan saya tidak terima gaji, untuk kebutuhan sehari - hari saya terpaksa putar otak dan cari pinjaman kesana kemari " ujarnya kepada awak media ini pada Kamis (8/11/2018).
Hal serupa juga disampaikan oleh tenaga kependidikan disalah satu SMA di Kampar David saat diwawancara oleh awak media ini mengaku heran dengan sikap Dinas Pendidikan Provinsi Riau, yang belum juga merealisasikan dana Bosda ke setiap Sekokah sehingga berdampak ke pembayaran gaji para honorer. Kita sudah melaksanakan tugas selama lima bulan, tetapi tidak mendapat honor atau hak,"sebutnya.
Juga dikatakannya, bahwa saya juga sudah menghadap Kepala Sekolah untuk menanyakan Hak kami, namun jawaban dari Kepala Sekolah tetap karena dana Bosda belum cair dan tidak ada kepastian.
"Sudah saya tanyakan ke Kepala Sekolah jawabnnya karena Dana Bosda Provinsi Riau belum cair, dan tak ada kejelasan," katanya.
Selain itu, David mengaku selama ini mereka telah menjalankan kewajiban sebagai Tenaga Kependidikan di Sekolah namun hak tidak dipenuhi dan para tenaga guru berstatus honorer dan Tenaga Kependidikan sudah menjalankan tugas dengan baik tapi kok hak kami tidak diberikan. Dia mengatakan, banyak kebutuhan hidup mereka yang harus dipenuhi, hanya gaji belum dibayar sehingga mereka kadang harus meminjam kesana kemari demi untuk memenuhi kebutuhan.
"Kasihan kami juga butuh makan. Kami sudah laksanakan tugas kami tapi hak kami tidak diberikan, kalau dibiarkan begini terus tentunya untuk mengajar di sekolah pasti berpengaruh," katanya.
Menurutnya, selama ini mereka tetap menjalani tugas dengan baik walaupun honor belum keluar. Mereka menilai itu adalah kewajiban dan pengabdian. Meski demikian, kebutuhan setiap bulan kian menghimpit mereka. Mereka berharap hal ini agar didengar dan secepatnya dicarikan solusi.
Sampai pemberitaan ini diterbitkan Redaksi pihak -pihak yang terlibat di pemberitaan ini belum dapat dikonfirmasi secara resmi terkait keterlambatan pencairan Dana Bosda Provinsi Riau tersebut.***(Asril).
Kampar, (Redaksiriau.com) - Sudah lima bulan lamanya para Tenaga pengajar honorer dan Tenaga Kependidikan di tingkat SMA se- Provinsi Riau mesti harus bersabar dan putar otak untuk memenuhi kehidupan sehari - hari. Di saat tugas mencerdaskan anak bangsa yang menjadi tanggung jawab para pendidik juga mesti berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari yang rela harus "makan kapur".
Keterlambatan pembayaran Hak para honorer tersebut dikarenakan ketidakjelasan pencairan dana Bosda kesekolah.
Seperti yang diungkapkan oleh Tenaga Pendidik yang berstatus honorer di Salah satu sekolah di SMA di Kabupaten Kampar yang enggan dibeberkan namanya. Menurutnya belum menerima gaji sudah lima bulan terhitung sejak Juli sampai November 2018.
" sudah lima bulan saya tidak terima gaji, untuk kebutuhan sehari - hari saya terpaksa putar otak dan cari pinjaman kesana kemari " ujarnya kepada awak media ini pada Kamis (8/11/2018).
Hal serupa juga disampaikan oleh tenaga kependidikan disalah satu SMA di Kampar David saat diwawancara oleh awak media ini mengaku heran dengan sikap Dinas Pendidikan Provinsi Riau, yang belum juga merealisasikan dana Bosda ke setiap Sekokah sehingga berdampak ke pembayaran gaji para honorer. Kita sudah melaksanakan tugas selama lima bulan, tetapi tidak mendapat honor atau hak,"sebutnya.
Juga dikatakannya, bahwa saya juga sudah menghadap Kepala Sekolah untuk menanyakan Hak kami, namun jawaban dari Kepala Sekolah tetap karena dana Bosda belum cair dan tidak ada kepastian.
"Sudah saya tanyakan ke Kepala Sekolah jawabnnya karena Dana Bosda Provinsi Riau belum cair, dan tak ada kejelasan," katanya.
Selain itu, David mengaku selama ini mereka telah menjalankan kewajiban sebagai Tenaga Kependidikan di Sekolah namun hak tidak dipenuhi dan para tenaga guru berstatus honorer dan Tenaga Kependidikan sudah menjalankan tugas dengan baik tapi kok hak kami tidak diberikan. Dia mengatakan, banyak kebutuhan hidup mereka yang harus dipenuhi, hanya gaji belum dibayar sehingga mereka kadang harus meminjam kesana kemari demi untuk memenuhi kebutuhan.
"Kasihan kami juga butuh makan. Kami sudah laksanakan tugas kami tapi hak kami tidak diberikan, kalau dibiarkan begini terus tentunya untuk mengajar di sekolah pasti berpengaruh," katanya.
Menurutnya, selama ini mereka tetap menjalani tugas dengan baik walaupun honor belum keluar. Mereka menilai itu adalah kewajiban dan pengabdian. Meski demikian, kebutuhan setiap bulan kian menghimpit mereka. Mereka berharap hal ini agar didengar dan secepatnya dicarikan solusi.
Sampai pemberitaan ini diterbitkan Redaksi pihak -pihak yang terlibat di pemberitaan ini belum dapat dikonfirmasi secara resmi terkait keterlambatan pencairan Dana Bosda Provinsi Riau tersebut.***(Asril).