-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Merasa Tersiksa Debu dan Lumpur, Warga Minta Program Jalan dan Jembatan Direalisasikan

Saturday, 29 February 2020 | Saturday, February 29, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-05T11:20:02Z


Kampar, (Redaksiriau.com) - Laju pertumbuhan ekonomi masyarakat di pedesaan sangat ditunjang oleh infrastrukur jalan.
Oleh karena, keberadaan jalan yang baik sangat didambakan oleh masyarakat selaku pelaku ekonomi di pedesaan itu sendiri.

Apa yang kini dialami oleh masyarakat delapan desa di Kecamatan Kampar Kiri Tengah ini hendaknya menjadi perhatian Pemda Kampar.

Bagaimana tidak, jalan akses dari dan menuju desa mereka ini masih memprihatinkan. Dimana, jalan penghubung dari arah Desa Bina Baru menuju Desa Penghidupan masih belum seutuhnya diaspal.

Maski Kabupaten Kampar telah berusia 70 Tahun, jalan penghubung delapan desa dari arah Desa Bina Baru menuju Jalan Raya Pekanbaru-Lipatkain-Kuansing itu masih tersisa lebih kurang dua kilomter lagi yang belum diaspal.

Seorang warga yang mengaku setiap hari melewati jalan ini menyebut, dirinya sudah jenuh dengan situasi ini. Warga kata dia, dihadapkan pada situasi serba salah.

''Kalau musim panas begini, debunya minta ampun banyaknya. Kalau nanti hujan, lumpurnya minta ampun pula menghambat laju kenderaan kita,'' tutur  Syafaat, warga yang kami temui sedang melintas diantara debu-debu jalanan yang kian menghadang, Sabtu (29/2/2020) siang yang begitu terik.

Syafaat berharap, program jalan jembatan yang digembar-gemborkan pada saat kampanye bupati dulu benar-benar direalisasikan di wilayah mereka. Sehingga debu dan lumpur tidak lagi menjadi momok bagi transportasi warga di wilayah ini.

Delapan desa yang menggunakan jalan ini sebagai akses keluar masuk adalah Desa Bukit Sakai, Desa Lubuk Sakai, Desa Bina Baru, Desa Hidup Baru, Desa Utama Karya. Desa Koto Damai, Desa Mekar Jaya serta Desa Karya Bakti.**** (Tim)
×
Berita Terbaru Update