(Redaksiriau.com) - Apa saja kandidat yang mampu mengendalikan hama tanaman ? Ya, untuk saat ini yang paling populer adalah pestisida. Namun penggunaan pestisida memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan ekonomi, tentu saja lebih banyak dampak buruk dibandingkan dengan dampak baiknya.
Lalu bagaimana kita menjawab pertanyaan tersebut? Mari kita telaah dari hama tanaman terlebih dahulu. Hama tanaman merupakan organisme yang mengganggu dan merusak tanaman yang mengakibatkan penyakit, dan kematian bagi tanaman. Akibatnya merugikan dari segi ekonomi bagi petani dalam hal produksi tanaman dan merugikan bagi lingkungan karna berkurangnya keseimbangan ekosistem.
Untuk menyelesaikan masalah hama tanaman tersebut diperlukan pengendali hama tanaman yang memiliki kriteria mampu mengendalikan hama tanaman secara permanen, artinya si pengendali hama tanaman ini mampu secara berkelanjutan dan terus-menerus mengendalikan hama tanaman tanpa menyebabkan resistensi seperti penggunaan pestisida, kriteria lainnya adalah biaya yang dikeluarkan efektif dan efisien dalam menangani hama tanaman, serta tidak mengganggu keseimbangan ekosistem agar tetap terjaga dan lestari.
Siapakah si pengendali hama tanaman ? Dan jawabannya adalah “musuh alami”.
Nah, hal yang pertama kali kita pikirkan saat mendengar kata “musuh alami” adalah mengancam, merusak, merugikan, dan mengganggu. Namun lain halnya jika musuh alami ini kita manfaatkan sebagai pengendali hama tanaman. Tentu saja sangat menguntungkan mengingat musuh alami ini sendiri sudah terdapat di alam.
Konsep penggunaan musuh alami sebagai pengendali hama tanaman adalah musuh alami yang sebelumnya tidak bermanfaat menjadi organisme yang bermanfaat bagi manusia dan merugikan bagi hama tanaman.
Musuh alami ini merupakan organisme-organisme yang secara alami terdapat di alam, mampu membunuh dan mengurangi jumlah organisme lain. Penggunaan musuh alami sebagai solusi dalam pengendalian hama tanaman yang disediakan oleh alam. Penggunaan musuh alami memiliki beberapa keuntungan yaitu musuh alami tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia, tidak menyebabkan resistensi terhadap hama, dan musuh alami dapat langsung diperoleh dari alam sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah dan efisien.
Musuh alami dikelompokkan menjadi 3 yaitu berupa patogen, parasitoid dan predator. Patogen terdiri dari mikroorganisme berupa jamur dan bakteri. Jamur dari jenis tertentu mampu mengendalikan jamur lain penyebab penyakit pada tanaman dengan cara membunuh jamur atau bakteri tersebut. Musuh alami dengan menggunakan jamur sudah tidak asing lagi, sudah terdapat produk yang tersebar dipasaran yaitu jamur Trichoderma sp.
Jamur ini mampu mengendalikan jamur-jamur penyebab penyakit tanaman dengan cara mengkolonisasi dan tidak memberikan ruang bagi jamur lain untuk hidup. Sehingga jamur penyebab penyakit tanaman akan membusuk dan akhirnya mati.
Jamur ini dapat diperoleh dari tanah dan akar tumbuhan yang sehat, sehingga kita dapat memperoleh jamur ini tanpa harus membeli produk yang tersedia dipasaran. Yang tentu saja biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan jamur dapat diminimalisir.
Selain dari jamur juga terdapat dari kelompok tawon. Tawon yang biasanya kita kenal hanya sebagai serangga kecil yang menyengat. Beda halnya jika tawon kita jadikan sebagai pengendali hama tanaman.
Tawon dapat bersifat parasit terhadap hama tanaman dengan cara meletakkan telur pada larva inang dan menyebabkan kematian bagi larva inang. Sehingga larva hama tanaman tidak mampu merusak tanaman.
Dengan menebarkan tawon pada suatu tempat yang terdapat banyak larva hama tanaman maka tawon tersebut akan mampu mengendalikan hama tanaman tersebut.
Biaya..? Dengan menggunakan tawon kita tidak perlu memikirkan biaya dalam mengendalikan larva hama tanaman.
Kandidat musuh alami selanjutya adalah kepik (ladybug), si serangga yang tidak hanya cantik tetapi juga mampu mengendalikan kutu daun dan hama tanaman lainnya.
Kepik merupakan predator bagi hama tanaman salah satunya adalah kutu daun. Kepik akan memakan kutu tersebut dalam jumlah banyak sehingga dapat mengurangi dan menekan jumlah populasi kutu yang merupakan hama bagi tanaman.
Penerapan musuh alami lsebagai pengendali hama tanaman sangatlah mudah. Apabila disuatu daerah atau tempat yang didalamnya terdapat hama namun tidak terdapat musuh alami maka kita dapat melakukan introduksi atau memindahkan musuh alami dari daerah/tempat lain yang terdapat musuh alami.
Selain itu bisa menggunakan musuh alami yang sudah diperbanyak di laboratorium, pendekatan ini tentu saja memerlukan persiapan yang matang dan keseriusan serta kehati-hatian. Cara yang paling efektif dan mudah adalah dengan mengkonservasi atau melestarikan dan mempertahankan musuh alami yang terdapat dilingkungan agar tercipta keseimbangan ekosistem. Dengan cara konservasi ini kita dapat memanfaatkan musuh alami dalam mengendalikan hama tanaman.
Oleh karena itu pengendalian hama tanaman dengan menggunakan musuh alami lebih memberikan manfaat bagi lingkungan dan juga ekonomi. Kita, sebagai manusia memiliki peranan yang besar dalam memanfaatkan dan menggunakan dengan sebaik-baiknya apa yang sudah disediakan oleh alam.
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan membatasi penggunaan pestisida dan lebih memanfaatkan musuh alami dalam mengendalikan hama tanaman sehingga kita menjaga kelestarian alam yang berkelanjutan.
Penulis : Monica Mulnia Hanif.
Mahasiswa Pascasarjana Biologi, Unand