Kampar,(Redaksiriau.com) - Di tengah situasi darurat pandemi Virus Corona saat ini, konflik lahan atau konflik agraria masih terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Dugaan Kriminalisasi dan Perampasan lahan sawit oleh pihak Perusahaan/Korporasi kepada warga sampai detik ini masih terus terjadi.
(Foto : Pemred Media Redaksiriau.com dan Kaperwil Riau media PersIndonesia saat menerima keterangan dari warga terkait dugaan penyerobotan lahan warga oleh PT.PSPI).
Salah satu kasus terjadi di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, dimana 14 warga merasa kecewa atas tindakan PT PSPI (PT. Perawang Sukses Perkasa Industri) Distrik Petapahan yang mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI), atas dugaan penyerobotan lahan dan perusakan pohon kelapa sawit milik mereka, padahal secara legalitas mereka sudah memiliki SKT (Surat Keterangan Tanah) serta SKGR (Surat Keterangan Ganti Rugi) yang sudah ditanda tangani Aparat Desa Petapahan dan di ketahui oleh Camat Tapung.
(Foto : 14 KK dan keluarganya sudah mendirikan tenda untuk berjaga-jaga dilahan mereka).
Beberapa warga menyampaikan kepada awak media, bahwa lahan kebun kelapa sawit kami di rusak oleh PT PSPI Distrik Petapahan, kami berharap kepada Bapak Presiden Jokowi dan pak Hotman Paris Hutapea bisa melihat tingkah laku perusahaan melalui video youtube kami yang berjudul, "Lahan sawit masyarakat di serobot PT PSPI Distrik Petapahan".Ungkap Mereka.
Selama 15 tahun kami sudah kelola lahan ini dan tidak ada masalah, akan tetapi sekarang pihak perusahaan PT. PSPI Distrik Petapahan mau menyerobot lahan kami, bahkan sudah merusak kebun kelapa sawit milik Pak Parlin Purba yang merupakan salah seorang kelompok kami, sementara pihak perusahaan PT. PSPI tidak pernah mengundang kami, kami hanya pernah mendengar dari teman-teman bahwa perusahaan akan mengajak bekerja sama dengan petani terkait penanaman Akasia Caleptus (HTI-red) dilahan kamj, tetapi kami yang 14 petani ini tidak pernah diundang oleh perusahaan untuk membahas rencana kerjasama mereka terhadap lahan kebun kelapa sawit milik kami "Ucap Remini Siburian.
Selanjutnya Sahrul Surbakti salah seorang dari petani berharap agar lahan kebun kelapa sawit kami jangan di ganggu oleh perusahaan (PT.PSPI-red), kebun itu adalah sumber usaha kami untuk kebutuhan biaya hidup sehar-hari dan anak sekolah."Tegasnya.
Berdasarkan pantauan awak media yang langsung turun ke lokasi lahan masyarakat yang diduga akan diserobot dan dirusak oleh PT. PSPI Distrik Petapahan, tampak 14 KK beserta keluarganya bersiaga dengan mendirikan tenda dan berjaga siang dan malam agar jangan sampai pihak perusahaan melakukan aksi penyerobotan lahan masyarakat dengan mendatangkan alat berat excavator.
Di tempat terpisah kemudian awak media menanyakan langsung kepada Junaidi selaku Humas PT. PSPI Distrik Petapahan terkait gejolak yang terjadi, beliau mengatakan kita tunggu prosesnya, karna selama ini kami sudah mengundang masyarakat, tetapi mereka tidak hadir, dengan adanya gejolak ini dan sudah beredar di youtube, kami akan mengundang masyarakat melalui Pemerintah Desa."Ucap Junaidi singkat.**(red)