Pasir Pengaraian, (Redaksiriau.com) – Tradisi tahunan dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu (Rohul) menggelar Potang Bolimau, yang biasanya setiap tahun dilaksanakan di Tepian Sungai Batang Lubuh, dikarenakan faktor cuaca dan Banjir, Potang Bolimau tahun ini dipusatkan di depan Masjid Agung Islamic Center Rohul, Rabu (22/3/2023).
Prosesi Potang Bolimau diawali dengan Mengusapkan Air Limau di kepala secara bersamaan, mulai dari Bupati Rohul H. Sukiman dan Istri yang juga Ketua TP PKK Rohul Hj Peni Herawati Sukiman, Wakil Bupati Rohul H. Indra Gunawan dan Istri yang juga Ketua GOW Rohul Sri Yulita, Kapolres Rohul AKBP Pangucap Priyo Soegito SIK MH dan Istri, Kakan Kemenag Rohul H. Zulkifli Syarif M.Pdi dan Istri
Kemudian, Prosesi Bolimau dilanjutkan Bupati, Wakil Bupati dan Istri dengan mengusapkan Air Limau kepada Anak Yatim, Sekda Rohul M. Zaki S.STP M.Si dan Istri yang juga Ketua DWP Rohul Siska Irdanisngsih SH, turut juga dihadiri Dandim 0313/KPR diwakili Danramil 11 Tambusai Kodim 0313/KPR Kapten Inf Lilik Haryono.
Kemudian Pejabat Eselon II, Staf Ahli Bupati Drs H. Sariaman M.Si, Kadis Kominfo Rohul H. Syofwan S.Sos, Kepala Bappeda Rohul Drs Yusmar M.Si, Kadis Sosial P3A Rohul H. Damri Poti S.Sos M.AP, Kadis DKPP Rohul Barikun SP, Plt Kaban Kesbangpol Rohul Irvandri S.Sos M.Ip, Kadis Pussip Rohul Ir HM. Ruslan M.Si, Plt Kadis DPMPD Rohul Prasetyo, Kadiskes Rohul Bambang Triono dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Rohul H. Sukiman menjelaskan bahwa pelaksanaan Potang Bolimau yang biasa setiap tahun dilaksanakan di tepian sungai batang lubuh, karena dahulunya masjid-masjid berada di tepi sungai,
Sukiman menjelaskan Kegiatan Potang Bolimau ini merupakan tradisi, di daerah lainya memang sebutannya berbeda namun pada hakekatnya adalah sama dalam rangka menjaga tradisi pada saat memasuki bulan Suci Ramadhan.
Oleh karena itu, Ia berharap Tradisi Potang Bolimau ini tradisi budaya yang perlu di lestarikan, kedepannya diharapkan perlu ditingkatkan dan meriah lagi yang kental dengan adat budaya Melayu dan Islami, sehingga bisa menjadi event daerah dan pariwisata.
Maka, tanpa mengurangi nilai-nilai luhur yang ada pada tradisi potang bolimau, untuk tahun ini karena mengingat kurang bersahabatnya cuaca dan terjadinya banjir di Sungai Batang Lubuh saat ini, serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
“Maka kita laksanakan di depan masjid Agung Islamic Center Kabupaten Rokan Hulu yang kita banggakan ini, sekaligus memberikan bantuan kepada anak Yatim dan warga korban Banjir dengan harapan untuk meringankan saudara-saudara kita yang terkena musibah banjir,” harapnya
Ia juga mengajak kepada seluruh umat muslim yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, mari isi bulan suci Ramadhan 1444 H / 2023 M dengan melaksanakan ibadah puasa disiang hari dan mengisi amalan di malam ramadhan seperti Tarawih, zikir, tadarus Al Quran dengan ikhlas dan mengharapkan ridho dari Allah SWT.
“Saya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat yang tidak melaksanakan puasa, rumah makan di siang hari agar menghormati dan menghargai saudaranya yang melaksanakan Ibadah puasa,” harapnya
Dikesempatan itu, Bupati Sukiman juga menyampaikan dan mengingat orang tua agar intens mengawasi anaknya agar terhindar dari penyalahgunaan Narkotika, Pasalnya, warga binaan Lapas Pasir Pengaraian didominasi dari kasus Narkoba.
“Kita sangat prihatin dari lebih kurang 800 WBP, diantaranya 500 orang terlibat kasus narkoba, oleh karena itu kita perlu mengawasi dan melaporkan kepada yang berwajib, supaya hari demi hari dapat mencegah narkoba masuk ke daerah kita,” himbau Sukiman
Untuk diketahui, Bolimau atau dalam bahasa Rokan Hulu Pasir Pengaraian yang dikenal Bulimau merupakan tradisi adat bernuansakan nilai-nilai islami yang masih eksis dipertahankan di Negeri Seribu Suluk.
Bolimau secara hukum islam bukanlah sesuatu yang wajib atau sunat untuk di lakukan, kegiatan ini hanya bersifat tradisi yang dilaksanakan secara rutin turun temurun setiap tahun menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.
Penamaan Bolimau pun mempunyai istilah yang berbeda antara satu tempat atau daerah dengan tempat atau daerah lainnya. ada Bulimau kasai di Kampar, potang mogang di Pekanbaru,
sedangkan di Kabupaten Rokan Hulu saja, sekurang nya ada tiga istilah, belimau saja disebut di Kepenuhan, Belimau Cano di Ujung Batu sementara di Pasi Pengaraian dan sekitar disebut Potang bolimau.
Dalam pelaksanaanya, Bolimau sendiri adalah mengusap kepala di darat atau di sungai sambil mandi dengan air limau diiringi dengan kata-kata pujian dan sholawat.
Sementara, air limau itu sendiri adalah, air yang terdiri dari berbagai macam jeruk di campur dengan dedaunan harum, seperti arai pinang, serai wangi, daun pandan wangi dan daun harum lainnya dan ada yang menyebut dengan bunga Rampai.
Air limau atau air jeruk ini, adalah, sebagai lambang untuk membersihkan diri untuk memasuki bulan yang suci, karena pada waktu itu belum adanya sampo dan sabun serta wewangian seperti sekarang ini.
Momen potang Bolimau yang dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan puasa atau Ramadhan pada prinsipnya tidak hanya membersihkan diri melainkan juga lingkungan masjid dan sekitarnya yang akan di pakai untuk beribadah di malam hari.
Untuk itu, perlunya dijaga nilai-nilai tradisi potang bolimau ini, jangan sampai tergerus oleh perkembangan zaman dan ke depan perlu di kemas untuk di jadikan sebagai event wisata daerah.***(Diskominfo/zulkifli)